Keberadaan Syekh Jangkung menjadi simbol penting dalam tradisi Islam lokal di Jawa. Ia dikenal sebagai penyampai dakwah yang lentur, menggabungkan nilai-nilai sufistik, humor, serta pendekatan yang inklusif terhadap masyarakat.
“Beliau bukan hanya wali, tapi juga guru kehidupan,” ujar Romo Kyai Ahmad Zainuri, salah satu pengasuh pondok di Kayen.
“Ajarannya banyak tersebar dalam bentuk tutur lisan, lakon pewayangan, hingga budaya sedekah bumi.”
Saridin menjadi contoh bagaimana spiritualitas Islam menyatu dalam lanskap budaya Jawa. Perjalanannya menegaskan bahwa jalan dakwah tidak selalu linear, kadang aneh, penuh ujian namun berbuah hikmah bagi generasi setelahnya.
(Arief Setyadi )