Informasi yang dibocorkan Vanunu menjadi bukti pertama yang meyakinkan dunia bahwa Israel memiliki program nuklir rahasia. Para ahli senjata nuklir, termasuk mantan perancang senjata nuklir AS Theodore Taylor dan insinyur Inggris Frank Barnaby, memverifikasi kebenaran informasi ini.
Karena aksinya, Vanunu menjadi target operasi intelijen Israel. Ia diculik oleh Agen Mossad di Roma, dibius, dan dibawa kembali ke Israel. Di sana, ia diadili secara tertutup dan dijatuhi hukuman 18 tahun penjara, 11 tahun di antaranya dijalani dalam isolasi total—situasi yang oleh Vanunu sendiri disebut “sangat kejam dan tidak manusiawi”.
Setelah bebas pada 2004, Vanunu tetap diawasi ketat oleh pemerintah Israel. Ia dilarang bepergian ke luar negeri, berbicara dengan warga asing, atau mendekati perbatasan dan bandara. “Saya keluar dari penjara dan mereka menempatkan saya di penjara lain,” kata Vanunu dalam pernyataan publiknya.
Kisah Mordechai Vanunu mencerminkan dilema antara keamanan nasional dan kebebasan individu. Tindakannya dalam membocorkan informasi sensitif menimbulkan pertanyaan etis dan politik yang kompleks. Meskipun dihukum karena tindakannya, Vanunu tetap menjadi simbol keberanian dalam menghadapi kekuasaan demi nilai-nilai kemanusiaan dan perdamaian global.
(Fetra Hariandja)