ANKARA - Empat karyawan majalah satir di Turki telah ditangkap karena menerbitkan kartun yang tampaknya memperlihatkan Nabi Muhammad SAW - yang penggambarannya dilarang dalam Islam. Penggambaran Nabi Muhammad SAW telah berulang kali memicu kontroversi, dengan salah satunya memicu serangan kelompok teroris berdarah di Paris satu dekade lalu.
Menteri Dalam Negeri Turki Ali Yerlikaya mengecam gambar majalah LeMan sebagai "tidak tahu malu", dan mengumumkan bahwa pemimpin redaksi, desainer grafis, direktur lembaga, dan kartunisnya telah ditahan.
Dalam sebuah unggahan di situs media sosial X, LeMan membantah kartunnya merupakan karikatur Muhammad, dengan mengatakan "karya tersebut tidak merujuk kepada Nabi Muhammad dengan cara apa pun".
Diterbitkannya karikatur tersebut telah memicu protes di Istanbul, menyebabkan pengerahan ratusan polisi antihuru-hara untuk mengendalikan massa. Para pengunjuk rasa berkumpul di luar kantor LeMan sambil meneriakkan slogan-slogan seperti "gigi ganti gigi, darah ganti darah, balas dendam, balas dendam".
Seorang koresponden kantor berita Agence France-Presse (AFP) melaporkan melihat peluru karet dan gas air mata ditembakkan untuk membubarkan massa.
Menteri Kehakiman Turki mengatakan bahwa kantor kejaksaan umum telah memulai penyelidikan atas "penghinaan terhadap nilai-nilai agama di depan umum".
"Karikatur atau bentuk representasi visual apa pun terhadap Nabi kita tidak hanya merusak nilai-nilai agama kita, tetapi juga merusak kedamaian masyarakat," tulis Yilmaz Tunc di X, sebagaimana dilansir BBC.
"Langkah hukum yang diperlukan akan segera diambil" terhadap jurnalis LeMan, tambahnya.
Yerlikaya juga membagikan video empat karyawan yang ditangkap atas "gambar yang keji".
Surat perintah penangkapan juga telah dikeluarkan untuk anggota manajemen senior majalah lainnya.
Gambar kartun tersebut telah muncul di media sosial, yang memperlihatkan dua karakter bersayap melayang di langit di atas kota yang dikepung.
Salah satu karakter digambarkan berkata, "Salam sejahtera bagimu, aku Muhammad", dan yang lainnya menjawab, "Salam sejahtera bagimu, aku Musa".
LeMan meminta maaf kepada "para pembaca yang bermaksud baik yang merasa terluka" tetapi membela karyanya dan menolak tuduhan bahwa kartun tersebut merupakan penggambaran Muhammad SAW.
"Kartunis tersebut ingin menggambarkan kebenaran kaum Muslim yang tertindas dengan menggambarkan seorang Muslim yang dibunuh oleh Israel, dan ia tidak pernah bermaksud untuk menghina nilai-nilai agama," katanya dalam sebuah pernyataan di X.
"Kami tidak menerima noda yang ditimpakan kepada kami karena tidak ada penggambaran Nabi kami. Anda pasti sangat jahat menafsirkan kartun itu dengan cara seperti ini."
Pemimpin redaksi LeMan Tuncay Akgun, yang saat ini berada di Paris, mengatakan kepada AFP bahwa karyanya telah disalahartikan dan majalah itu "tidak akan pernah mengambil risiko seperti itu".
Ia menambahkan bahwa reaksi keras itu memiliki "kesamaan dengan Charlie Hebdo" yang "sangat disengaja dan sangat mengkhawatirkan", merujuk pada serangan tahun 2015 terhadap majalah satir Prancis itu setelah menerbitkan karikatur Nabi Muhammad.
Kantor Charlie Hebdo diserbu oleh orang-orang bersenjata yang menewaskan 12 orang dan merupakan salah satu krisis keamanan terburuk dalam sejarah Prancis.
(Rahman Asmardika)