Pada Februari 2025, Jaksa Agung Pam Bondi mengatakan dalam siaran televisi bahwa ia memiliki berkas Epstein di mejanya, yang semakin meningkatkan harapan publik akan pengungkapan berkas dan daftar klien tersebut. Namun, beberapa bulan kemudian, harapan tersebut pupus akibat publikasi hasil penyelidikan terhadap Jeffrey Epstein oleh Departemen Kehakiman AS (DOJ) dan FBI.
Memo dua halaman yang dirilis DOJ dan FBI pada Juli 2025 menegaskan hasil pemeriksaan ulang terhadap dokumen Epstein yang isinya antara lain:
Memo ini memicu kemarahan publik, pengkritik Trump, bahkan pendukungnya, yang menganggap bahwa pemerintahan Trump menutup-nutupi bukti dan melindungi klien Epstein, serta mengingkari janji kampanyenya.
Gelombang protes melanda media sosial sebagai tanggapan atas memo tersebut, sementara desakan dari anggota Kongres AS, terutama dari pihak Demokrat, menuntut agar daftar klien itu diungkap ke publik. Elite politik AS saling menuding masing-masing pihak tercantum di dalam daftar klien Epstein.
Tim internal pemerintahan Trump pun terpecah, khususnya antara DOJ, FBI, dan Jaksa Agung.
Direktur FBI Kash Patel dan Deputi FBI Dan Bongino, yang sebelumnya mendukung teori adanya daftar klien tersebut, telah mempertimbangkan untuk mengundurkan diri menyusul memo yang menyatakan bahwa berkas tersebut tidak ada. Sementara Jaksa Agung Pam Bondi juga menerima kecaman keras dari publik yang menuntutnya mengundurkan diri atau dipecat.