Sistem GFW-Fires mampu mengirimkan citra terkini dengan resolusi sedetail 50x50 cm. Dengan data tersebut, KMS dapat menunjukkan lokasi tepat terjadinya kebakaran serta memperkirakan pihak yang bertanggung jawab atas kejadian tersebut.
"KMS yang berada di bawah kendali Kantor BP REDD+ Jakarta ini memiliki tiga tujuan utama, yakni pencegahan, pengawasan, dan penegakan hukum. Dalam kasus karhutla tahun 2025 ini, BP REDD+ belum tampak kinerjanya di mata publik," tegas Alex.
Selain itu, Alex juga menyoroti tidak berfungsinya helikopter water bombing milik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau sebagai catatan minus lainnya. Hal ini membuat upaya pemadaman hanya dapat dilakukan oleh personel darat dengan segala keterbatasan.
"Kami mendoakan personel Manggala Agni beserta TNI, Polri, BPBD, dan relawan lainnya yang berjuang memadamkan api di darat agar senantiasa diberikan kesehatan oleh Allah Yang Maha Kuasa," ujarnya.
"Semuanya telah berjibaku menjinakkan api, bahkan hanya dengan tongkat karena tidak tersedianya sumber air di sekitar lokasi karhutla," imbuh Alex.