JAKARTA - Kebakaran telah menghancurkan gedung parlemen nasional Kepulauan Marshall, menghanguskan separuh bangunan yang dikenal sebagai Nitijela, menurut para pejabat di negara Kepulauan Pasifik tersebut. Ruang sidang parlemen, kantor, perpustakaan, dan ruang arsip dilaporkan telah hancur dilalap api.
Dilaporkan The Guardian, petugas pemadam kebakaran dipanggil ke lokasi kejadian pada Selasa (26/8/2025) dini hari ketika gedung tersebut sudah terbakar. Mereka berhasil memadamkan api, tetapi petugas kepolisian mengatakan kepada Reuters bahwa bangunan yang tersisa tidak dapat digunakan.
RNZ melaporkan bahwa kebakaran menyebabkan gedung tidak lagi dapat digunakan dan pemerintah membahas lokasi alternatif untuk menggelar sidang parlemen. Sejauh ini belum ada laporan mengenai penyebab kebakaran.
"Gedung tersebut tidak dapat digunakan lagi, dan rencana alternatif sudah dibahas tentang di mana mereka akan mengadakan parlemen, karena parlemen sebenarnya sedang bersidang saat ini," kata koresponden RNZ Pacific di Kepulauan Marshall, Giff Johnson.
Kepulauan Marshall, yang terletak di antara Hawaii dan Australia, berpenduduk sekitar 42.000 jiwa, dengan separuhnya tinggal di ibu kota Majuro.
Hubungan diplomatik utama negara ini adalah perjanjian asosiasi bebas dengan Amerika Serikat, yang memberikan bantuan ekonomi sebagai imbalan atas akses militer dan pengakuan diplomatik terhadap Taiwan.
Parlemen Kepulauan Marshall dan juru bicara Presiden Hilda Heine tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Guardian Australia.
Menteri Luar Negeri Taiwan, Lin Chia-lung, menyampaikan belasungkawa.
Taiwan akan tetap berkomunikasi dengan pemerintah Kepulauan Marshall dan "memberikan bantuan yang diperlukan tepat waktu," tambah kementerian tersebut dalam sebuah pernyataan, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
(Rahman Asmardika)