Israel Ancam Serang Negara-Negara Pelindung Pemimpin Hamas, Netanyahu: Tak Ada Kekebalan bagi Mereka

Rahman Asmardika, Jurnalis
Selasa 16 September 2025 10:37 WIB
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. (Foto: X)
Share :

JAKARTA - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan ia tidak mengesampingkan kemungkinan serangan lebih lanjut terhadap para pemimpin Hamas "di mana pun mereka berada". Pernyataan itu disampaikan Netanyahu di saat para pemimpin negara Arab dan Islam mengadakan pertemuan untuk mendukung Qatar setelah serangan Israel pekan lalu di negara Teluk tersebut.

Serangan yang terjadi pada Selasa, 9 September tersebut menargetkan para pemimpin kelompok militan Palestina di Doha dan menjadi eskalasi signifikan aksi militer Israel di kawasan tersebut. Serangan tersebut menewaskan lima anggota Hamas dan seorang agen keamanan Qatar. Tetapi kepemimpinan Hamas, yang menjadi target serangan tersebut, selamat.

Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al-Thani, mendesak KTT untuk mengambil "langkah-langkah praktis dan tegas" dalam menanggapi serangan "pengecut dan berbahaya" tersebut, dengan mengatakan bahwa serangan itu terjadi ketika para pemimpin Hamas sedang mempelajari proposal gencatan senjata Amerika Serikat (AS).

Presiden AS Donald Trump telah memberikan jaminan kepada Qatar bahwa serangan Israel seperti itu tidak akan lagi terjadi pada Qatar. Namun, dalam konferensi pers bersama dengan Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio, Netanyahu mengatakan bahwa dia tidak mengesampingkan serangan lebih lanjut terhadap para pemimpin Hamas "di mana pun mereka berada".

 

Komunike akhir KTT, yang mempertemukan negara-negara termasuk Iran, Turki, dan Arab Saudi, tidak memuat bahasa yang muncul dalam draf yang dilihat oleh Reuters yang mengatakan bahwa serangan Israel dan "tindakan permusuhan" lainnya mengancam koeksistensi dan upaya normalisasi hubungan di kawasan tersebut.

Pernyataan terpisah dari Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) menyatakan bahwa "kelanjutan kebijakan agresif Israel ini merusak ... masa depan pemahaman dan perjanjian yang ada dengan Israel."

Komunike KTT tersebut memang menyerukan negara-negara untuk meninjau kembali hubungan diplomatik dan ekonomi dengan Israel, yang menurut Asisten Sekretaris Jenderal Liga Arab Hossam Zaki merupakan ajakan bagi negara-negara yang memiliki hubungan dengan Israel untuk meninjaunya kembali.

Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi, sekutu AS yang menandatangani perjanjian damai dengan Israel pada tahun 1979, mengatakan dalam pertemuan tersebut bahwa tindakan Israel "menghambat peluang untuk perjanjian damai baru dan bahkan membatalkan perjanjian yang sudah ada".

Sementara diplomasi sedang berlangsung di Yerusalem dan Doha, pasukan Israel melanjutkan serangan mereka di Kota Gaza, di mana mereka menewaskan setidaknya 16 warga Palestina dalam serangan terhadap dua rumah dan sebuah tenda yang menampung sebuah keluarga pengungsi, kata otoritas kesehatan setempat.

 

Tentara juga menyerang dan menghancurkan sebuah gedung 16 lantai di bagian barat kota, yang diyakini sebagai gedung tertinggi di Gaza, sekitar satu jam setelah memperingatkan keluarga-keluarga pengungsi yang berlindung di dalam dan di sekitarnya untuk pergi. Dikatakan bahwa gedung itu digunakan untuk menyembunyikan "infrastruktur teroris."

Perang di Gaza dipicu oleh serangan militan Hamas ke Israel selatan yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera 251 orang, menurut penghitungan Israel. Israel menanggapi dengan serangan yang telah menewaskan lebih dari 64.000 orang, menurut otoritas kesehatan Palestina.

(Rahman Asmardika)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya