Trump: Pengakuan Negara Palestina Hanya Untungkan Hamas!

Awaludin, Jurnalis
Selasa 23 September 2025 21:39 WIB
Presiden AS Donald Trump (foto: dok ist)
Share :

NEW YORK – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengkritik langkah sejumlah negara yang secara sepihak mengakui negara Palestina. Ia menilai keputusan tersebut justru memberikan keuntungan besar bagi kelompok Hamas.

“Sekarang, seolah-olah ingin mendorong konflik yang berkelanjutan, beberapa anggota badan ini berusaha untuk secara sepihak mengakui negara Palestina. Hadiahnya akan terlalu besar bagi teroris Hamas atas kekejaman mereka. Ini akan menjadi hadiah atas kekejaman yang mengerikan ini, termasuk 7 Oktober,” kata Trump dalam pidatonya di Sidang Majelis Umum ke-80 PBB, seperti dilansir dari Reuters, Selasa (23/9/2025) malam.

Dalam kesempatan itu, Trump juga mengklaim dirinya berjasa mengakhiri tujuh perang, mulai dari konflik Pakistan–India hingga ketegangan Israel dan perang singkat Iran selama 12 hari. 

“Sayang sekali saya yang harus melakukan hal-hal ini, alih-alih Perserikatan Bangsa-Bangsa yang melakukannya,” ujarnya.

Trump kemudian mempertanyakan fungsi PBB yang dinilainya belum optimal dalam menjaga perdamaian dunia. “Apa tujuan Perserikatan Bangsa-Bangsa? PBB memiliki potensi yang luar biasa. Namun, sebagian besar yang mereka lakukan hanyalah menulis surat yang sangat tegas dan tidak pernah menindaklanjutinya. Itu hanya omong kosong, dan omong kosong tidak menyelesaikan perang,” tegasnya.

Ia mendorong negara-negara anggota PBB untuk menempuh pendekatan berbeda dalam menghadapi konflik global, seraya menekankan agar mengikuti langkah Amerika Serikat. 

“Masa depan yang jauh lebih baik berada dalam jangkauan kita. Namun untuk mencapainya, kita harus menolak pendekatan-pendekatan masa lalu yang gagal dan bekerja sama untuk menghadapi beberapa ancaman terbesar dalam sejarah,” pungkas Trump.

(Awaludin)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya