JAKARTA - Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap empat orang terduga teroris pendukung ISIS di wilayah Sumatera Barat (Sumbar) dan Sumatera Utara (Sumut). Mereka masing-masing berinisial RW, KM, AY, dan RR.
Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Densus 88 Antiteror Polri, AKBP Mayndra E. Wardhana mengungkapkan bahwa keempat terduga teroris tersebut tergabung dalam jaringan Ansharut Daulah, kelompok yang berafiliasi dengan ISIS.
“Keempat pelaku diketahui aktif menyebarkan propaganda dan provokasi aksi teror melalui media sosial. Mereka membuat serta membagikan konten yang mendukung Daulah ISIS,” ujar Mayndra, Selasa (7/10/2025).
Berikut rincian peran masing-masing terduga teroris:
- RW aktif membuat konten propaganda tentang Daulah ISIS. Ia ditangkap pada Jumat (3/10/2025) pukul 12.58 WIB di Kota Padang, Sumatera Barat.
- KM berperan menyebarkan propaganda di media sosial dan mengunggah gambar senjata api. Ia diamankan pada Senin (6/10/2025) pukul 17.01 WIB di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat.
- AY bertindak sebagai kreator konten propaganda ISIS. Ia ditangkap pada Senin (6/10/2025) pukul 18.00 WIB di Kota Padang, Sumatera Barat.
- RR aktif memprovokasi aksi teror dan menyebarkan dukungan terhadap ISIS. Ia ditangkap pada Senin (6/10/2025) pukul 07.06 WIB di Kota Tanjungbalai, Sumatera Utara.
Barang bukti yang disita dari para terduga pelaku antara lain satu rompi hijau loreng, tiga lembar kertas bergambar logo ISIS, serta tiga buku berjudul Kupas Tuntas Khilafah Islamiyyah, Melawan Penguasa, dan Al-Qiyadah wal Jundiyah, yang berisi ajaran penegakan Daulah Islamiyah.
Densus 88 mengingatkan bahwa radikalisasi di media sosial masih marak dan berpotensi memengaruhi siapa saja, terutama kalangan muda.
“Masyarakat diimbau untuk lebih waspada terhadap setiap bentuk provokasi dan penyebaran propaganda radikal di media sosial,” tulis PPID Densus 88 dalam keterangannya.
Selain itu, masyarakat juga diminta aktif mengawasi lingkungan sekitar, termasuk keluarga dan anak-anak, agar tidak terpapar ideologi ekstrem.
(Awaludin)