Diketahui, Trump adalah kritikus Maduro yang keras. AS adalah salah satu dari sejumlah negara yang tidak mengakui legitimasi pemerintahannya.
Maduro, yang 12 tahun masa jabatannya ditandai oleh krisis ekonomi dan sosial yang mendalam, dilantik untuk masa jabatan ketiga pada Januari tahun ini. Hal ini meskipun terdapat perselisihan pemilu yang berlangsung selama enam bulan, seruan internasional agar ia mundur, dan tawaran peningkatan hadiah dari AS bagi penangkapannya.
Sementara itu, Gedung Putih sebelumnya mengkritik keputusan Komite Nobel Norwegia yang fokus pada Venezuela hanya beberapa hari setelah Trump mengumumkan terobosan dalam perundingan untuk menghentikan pertempuran di Gaza antara Israel dan Hamas.
"Presiden Trump akan terus membuat kesepakatan damai, mengakhiri perang, dan menyelamatkan nyawa... Komite Nobel membuktikan mereka mengutamakan politik daripada perdamaian," ujar juru bicara Gedung Putih, Steven Cheung, dalam sebuah unggahan di X.
(Erha Aprili Ramadhoni)