Melalui penataan ini, Pemprov DKI Jakarta ingin menghadirkan solusi yang tidak hanya memperbaiki tata ruang kota, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan para pelaku usaha kecil. Sebagai lokasi baru, Sentra Fauna dan Kuliner Lenteng Agung dibangun dengan total 125 kios yang terbagi dalam beberapa zona sesuai fungsi dan jenis usaha.
Zona kuliner (Zona A) terdiri atas 22 kios, amfiteater (Zona B) dengan 70 tempat duduk, zona pedagang burung dan pakan hewan (Zona C dan D) sebanyak 74 kios, serta zona parsel dan kuliner tambahan (Zona E) dengan 29 kios, dilengkapi toilet dan mushola.
Pembagian ini bertujuan agar aktivitas perdagangan lebih tertata, teratur, dan mudah diakses pengunjung. Sentra ini juga dilengkapi area parkir luas, area pertunjukan seni dan budaya, serta ruang interaksi sosial yang menjadikannya destinasi baru bagi warga Jakarta.
Dari sisi desain, Sentra Fauna dan Kuliner Lenteng Agung dibuat higienis, ramah lingkungan, dan ramah keluarga. Sistem sirkulasi udara, kebersihan, dan sanitasi diperhatikan secara menyeluruh untuk menjaga kesehatan lingkungan. Lokasinya strategis, berada di dekat Stasiun KRL Lenteng Agung serta dilayani oleh Transjakarta rute 4B (Manggarai–UI), D21 (Lebak Bulus–UI), dan Jaklingko 44 (Andara–Lenteng Agung), sehingga mudah dijangkau baik oleh pedagang maupun pengunjung.
Sementara itu, penataan Taman Bendera Pusaka diarahkan menjadi kawasan taman yang inklusif, berkelanjutan, dan bertaraf internasional. Integrasi tiga taman ini tidak hanya memperindah wajah kota, tetapi juga menjawab persoalan banjir dan bau tak sedap di sekitar kawasan. Dalam desainnya, Pemprov DKI Jakarta mengintegrasikan sistem drainase dan infrastruktur hijau untuk memaksimalkan daya resap air dan memperbaiki sirkulasi udara.