Setelah memimpin rapat koordinasi, Mayjen Budi menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Daerah setempat yang merespon kejadian ini dengan segera. Tim search and rescue (SAR) gabungan yang terdiri dari 512 personel dari lintas sektor telah menjalankan misi sejak hari pertama kejadian, atau Kamis (13/11).
Mereka adalah putra-putri terbaik bangsa dari Basarnas, BPBD, TNI, POLRI, dan para relawan MDMC, SAR MTA, SIAGA BENCANA Ciamis, Serayu Rescue, Tagana, Pemuda Pancasila, Redkar, FPRB Cijati, BAZNAS Tanggap Bencana.
Di samping itu, Budi juga mengapresiasi terbentuknya klaster-klaster kebencanaan dan Pos Lapangan di lokasi terdampak. Dapur umum telah didirikan untuk memenuhi kebutuhan permakanan warga terdampak maupun tim SAR yang bertugas. Pos kesehatan juga dihadirkan untuk memberikan pelayanan secara gratis.
Dalam operasi SAR, Basarnas yang ditunjuk sebagai leading sektor operasi ini membagi tiga wilayah operasi (worksite). Empat alat berat dikerahkan untuk mempercepat operasi SAR.
Budi mengatakan operasi SAR dihentikan sementara pada pukul 16.30 WIB, karena cuaca buruk. Hujan dengan intensitas tinggi kembali turun dan tentunya berisiko dan dapat memicu longsor susulan.
"Kondisi ini tentunya menjadi tantangan yang harus disikapi dengan bijak agar tidak menimbulkan korban tambahan," pungkasnya.
(Fetra Hariandja)