Musim Dingin di Makkah: Di Antara Angin Sejuk dan Doa yang Mengalir Lembut

Arie Dwi Satrio, Jurnalis
Minggu 16 November 2025 06:39 WIB
Makkah saat musim dingin (foto: Okezone/Arie Dwi Satrio)
Share :

Namun, dinginnya Makkah bukanlah dingin yang menggigit. Ia lebih seperti keteduhan yang dititipkan Allah agar manusia memperlambat langkah dan lebih peka terhadap suara hati. Doa mengalir lebih lembut, zikir bergema lebih jernih, dan setiap sujud terasa seperti pelukan hangat di tengah udara sejuk gurun.

Di luar Masjidil Haram, para pedagang teh mint dan gahwa semakin ramai. Asap kecil dari cangkir-cangkir hangat menari di udara, memberi jeda bagi jamaah yang ingin beristirahat sejenak. Di sela hiruk-pikuk, percakapan singkat antarjamaah dari negara berbeda, bahasa berbeda, cerita berbeda menjadi jalinan kecil yang menghangatkan suasana.

Malam di musim dingin menghadirkan pemandangan yang sulit dihapus dari ingatan. Cahaya ribuan lampu Masjidil Haram memantul di udara dingin, membentuk kilau halus yang menenangkan. Angin dari perbukitan membawa aroma tanah gurun yang damai, seolah mengingatkan bahwa ibadah bukan hanya gerakan tubuh, tetapi juga perjalanan batin.

Di depan Kakbah, seorang pemuda tampak menggigil ringan. Bukan karena udara, tetapi karena doa yang ia ucapkan terasa begitu dekat dengan hatinya. Ia berdiri lama, menumpahkan beban hidupnya dalam satu bisikan. Di sudut lain, seorang ibu bermimik Asia Tenggara duduk dengan air mata mengalir pelan.

Makkah di musim dingin selalu penuh cerita. Cerita tentang mereka yang datang dengan luka lalu pulang dengan hati lebih ringan. Tentang mereka yang tiba dalam kebingungan lalu menemukan jawaban dalam keheningan malam. Tentang manusia yang rapuh namun selalu diberi kesempatan untuk memulai kembali.

 

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya