Kisah Jenderal Soedirman, Guru Muhammadiyah yang Jadi Jenderal Bintang 5 TNI

Fahmi Firdaus , Jurnalis
Selasa 18 November 2025 03:30 WIB
Kisah Jenderal Soedirman, Guru Muhammadiyah yang Jadi Jenderal Bintang 5 TNI
Share :

JENDERAL Soedirman merupakan Panglima Besar Tentara Nasional Indonesia (TNI). Sosok perwira tinggi masa revolusi yang sangat dihormati dan disegani. Nama dan kisahnya masih dikenang sampai kini, menjadi inspirasi bagi generasi bangsa.  Bahkan, Soedirman jenderal pertama yang menyandang gelar jenderal bintang lima.

Soedirman diangkat jadi Panglima TNI oleh Presiden Soekarno di Yogyakarta, pada 27 Juni 1947. Dia merintis karier militernya sebagai tentara sukarela Pembela Tanah Air (PETA), organisasi paramiliter yang dibentuk oleh Jepang.

Jenderal Soedirman disebut mempunyai kharisma dan wibawa tersendiri, kepribadiannya ini setidaknya tidak saat merintis karier di PETA dimilikinya.

Soedirman kecil diasuh dan diangkat anak Wedana (Camat) Rembang Raden Tjokrosoenarjo. Saat itulah sejak menjadi anak angkat Asisten Wedana ia kecil bisa bersekolah yang hanya bisa dinikmati anak-anak priyai Jawa yaitu Hollandsche Inlandsche School (HIS).

Melansir buku ‘Sang Komandan’ Karya Petrik Matanasi, Senin (17/11/2025), setelah lulus dari HIS, Soedirman kemudian melanjutkan pendidikannya ke Sekolah Yaman Siswa dan Hollandsche Indische Kweekschool (HIK) Muhammadiyah, Solo. Namun dia tak sampai lulus dikarenakan kendala oleh biaya.

Soedirman sangat aktif dalam berbagai kegiatan sejak duduk dibangku sekolah termasuk sebagai pengurus kepanduan Hizbul Wathan (HW) yang dijalankan oleh organisasi Islam, Muhammadiyah.

Dahulu ia sempat menjadi Guru di Wirotomo saat berusia 20 tahun dan pernah sebagai kepala Sekolah. Ia juga pernah menjadi tokoh Pemuda Muhammadiyah dan memimpin Hizbul Wathan cabang Cilacap.

Soedirman tetap mengabdi menjadi guru dan aktif di Muhammadiyah meskipun gaji yang didapatkanya hanya 12,5 golden. Alhasil dari situlah kewibawaan dan kharismanya terbentuk.

Sejak muda ia sudah aktif di Hizbul Wathan dan menjadi kader, disitulah dirinya militansinya ditempa dan sudah mulai tertanam nilai-nilai cintah tanah air.

Namun demikian situasi berubah usai Belanda menyerah kepada Jepang di Kalijati 1942. Saat Jepang membuka PETA, Soedirman mulai tertarik dengan militer.

 

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya