AS Akan Luncurkan Fase Operasi Baru ke Venezuela, Pertimbangkan Upaya Gulingkan Maduro

Rahman Asmardika, Jurnalis
Minggu 23 November 2025 17:05 WIB
Presiden Venezuela Nicolas Maduro. (Foto: X)
Share :

JAKARTA – Amerika Serikat (AS) siap meluncurkan fase baru operasi terkait Venezuela dalam beberapa hari mendatang, demikian diungkap empat pejabat Negeri Paman Sam kepada Reuters. Kabar ini muncul di saat pemerintahan Presiden Donald Trump meningkatkan tekanan pada pemerintahan Presiden Nicolas Maduro.

Tidak diketahui kapan operasi baru tersebut akan digelar dan seperti apa cakupannya, atau apakah Trump telah membuat keputusan akhir untuk bertindak. Laporan tentang tindakan yang akan dilakukan telah beredar luas dalam beberapa minggu terakhir karena militer AS telah mengerahkan pasukan ke Karibia di tengah memburuknya hubungan dengan Venezuela.

Dua pejabat AS mengatakan operasi rahasia kemungkinan akan menjadi bagian pertama dari tindakan baru terhadap Maduro. Keempat pejabat yang dikutip dalam artikel ini berbicara dengan syarat anonim karena sensitivitas tindakan yang akan dilakukan oleh Amerika Serikat.

Pentagon merujuk pertanyaan ke Gedung Putih. CIA menolak berkomentar.

Seorang pejabat senior pemerintahan pada Sabtu (22/11/2025) tidak mengesampingkan kemungkinan apa pun terkait Venezuela.

“Presiden Trump siap menggunakan setiap elemen kekuatan Amerika untuk menghentikan narkoba membanjiri negara kita dan membawa mereka yang bertanggung jawab ke pengadilan,” kata pejabat tersebut, yang berbicara dengan syarat anonim, sebagaimana dilansir Reuters.

Pemerintahan Trump telah mempertimbangkan berbagai opsi terkait Venezuela untuk memerangi apa yang digambarkannya sebagai peran Maduro dalam memasok narkoba ilegal yang telah menewaskan warga Amerika. Ia membantah memiliki hubungan apa pun dengan perdagangan narkoba ilegal.

 

Dua pejabat AS mengatakan kepada Reuters bahwa opsi yang sedang dipertimbangkan termasuk upaya untuk menggulingkan Maduro.

Maduro, yang berkuasa sejak 2013, berpendapat bahwa Trump berusaha menggulingkannya dan bahwa warga negara Venezuela serta militer akan menentang upaya tersebut.

Presiden Venezuela, yang akan merayakan ulang tahunnya ke-63 pada Minggu (23/11/2025), muncul pada Sabtu malam di teater utama Caracas untuk pemutaran perdana serial televisi yang diangkat dari kisah hidupnya.

Pengerahan militer di Karibia telah berlangsung selama berbulan-bulan, dan Trump telah mengizinkan operasi rahasia CIA di Venezuela. Badan Penerbangan Federal AS (FAA) pada Jumat (21/11/2025) memperingatkan maskapai-maskapai besar tentang “situasi yang berpotensi berbahaya” saat terbang di atas Venezuela dan mendesak mereka untuk berhati-hati.

Tiga maskapai internasional membatalkan penerbangan dari Venezuela pada hari Sabtu setelah peringatan FAA.

Amerika Serikat berencana pada hari Senin untuk menetapkan Cartel de los Soles sebagai organisasi teroris asing atas dugaan perannya dalam mengimpor obat-obatan terlarang ke Amerika Serikat, kata para pejabat. Pemerintahan Trump menuduh Maduro memimpin Cartel de los Soles, tuduhan yang dibantahnya.

Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth mengatakan pekan lalu bahwa penetapan teroris “membawa banyak pilihan baru bagi Amerika Serikat.”

Trump mengatakan penunjukan yang akan datang akan memungkinkan Amerika Serikat untuk menyerang aset dan infrastruktur Maduro di Venezuela, tetapi ia juga telah mengindikasikan kesediaan untuk berpotensi melakukan perundingan dengan harapan mencapai solusi diplomatik.

Dua pejabat AS mengakui adanya percakapan antara Caracas dan Washington. Tidak jelas apakah percakapan tersebut dapat memengaruhi waktu atau skala operasi AS.

Kapal induk terbesar Angkatan Laut AS, Gerald R. Ford, tiba di Karibia pada 16 November dengan gugus tugasnya, bergabung dengan setidaknya tujuh kapal perang lainnya, sebuah kapal selam nuklir, dan pesawat F-35.

 

Pasukan AS di kawasan tersebut sejauh ini berfokus pada operasi antinarkotika, meskipun kekuatan senjata yang dikumpulkan jauh melebihi apa pun yang dibutuhkan. Pasukan AS telah melakukan setidaknya 21 serangan terhadap kapal-kapal yang diduga sebagai kapal narkoba di Karibia dan Pasifik sejak September, menewaskan setidaknya 83 orang.

Kelompok-kelompok hak asasi manusia telah mengecam serangan tersebut sebagai pembunuhan ilegal di luar hukum terhadap warga sipil, dan beberapa sekutu AS telah menyatakan kekhawatiran yang semakin besar bahwa Washington mungkin melanggar hukum internasional.

Pada Agustus, Washington menggandakan imbalannya untuk informasi yang mengarah pada penangkapan Maduro menjadi USD50 juta.

Militer AS jauh lebih besar daripada Venezuela, yang dilemahkan oleh kurangnya pelatihan, upah rendah, dan peralatan yang memburuk. Beberapa komandan unit terpaksa bernegosiasi dengan produsen makanan lokal untuk memberi makan pasukan mereka karena pasokan pemerintah kurang, lapor Reuters.

Realitas tersebut telah mendorong pemerintah Maduro untuk mempertimbangkan strategi alternatif jika terjadi invasi AS, termasuk kemungkinan respons gerilya, yang disebut pemerintah sebagai “perlawanan berkepanjangan” dan disebutkan dalam siaran televisi pemerintah.

Pendekatan ini akan melibatkan unit-unit militer kecil di lebih dari 280 lokasi yang melakukan tindakan sabotase dan taktik gerilya lainnya.

(Rahman Asmardika)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya