JAKARTA – Jepang berencana menempatkan sistem rudalnya di pangkalan militer dekat Taiwan di tengah ketegangan dengan China terkait pulau tersebut. Menteri Pertahanan Jepang Shinjiro Koizumi mengatakan bahwa rencana pengerahan rudal tersebut berjalan sesuai rencana, menepis kekhawatiran langkah ini akan meningkatkan ketegangan di kawasan.
“Pengerahan (sistem rudal) ini dapat membantu mengurangi kemungkinan serangan bersenjata terhadap negara kami,” ujar Koizumi kepada wartawan pada Minggu (23/11/2025) saat ia mengakhiri kunjungan pertamanya ke pangkalan di Pulau Yonaguni, Jepang selatan.
“Pandangan bahwa hal ini akan meningkatkan ketegangan regional tidaklah akurat.”
Dilaporkan Bloomberg, Jepang berencana menempatkan rudal darat-ke-udara jarak menengah di Yonaguni, sekitar 110 km di timur Taiwan, sebagai bagian dari perluasan kekuatan militer di gugus pulau selatannya.
Langkah ini mencerminkan kekhawatiran Tokyo tentang meningkatnya kekuatan militer China dan potensi konflik terkait Taiwan.
Kekhawatiran tersebut diperparah oleh perselisihan mengenai komentar Perdana Menteri Sanae Takaichi baru-baru ini terkait wilayah otonom tersebut, yang dianggap Beijing sebagai provinsi yang harus berada di bawah kendalinya, bahkan dengan kekerasan jika perlu.
Takaichi pada 7 November mengemukakan kemungkinan teoritis bahwa Jepang dapat mengerahkan militernya bersama negara lain jika China menyerang Taiwan, yang memicu respons kemarahan dan pembalasan ekonomi dari Beijing.
Sejak itu, ia kembali ke kebijakan lama pemerintah untuk tidak membahas skenario tertentu yang mungkin melibatkan militer Tokyo, tetapi Beijing terus menuntut pencabutan pernyataan tersebut.
Pada 22 November, seorang pejabat Jepang menolak klaim China bahwa Takaichi telah mengubah posisi Jepang terkait krisis Taiwan dan menyebutnya “sama sekali tidak berdasar.”
Ketika ditanya tentang potensi dampak krisis Taiwan terhadap Yonaguni, Koizumi mengatakan ia tidak akan mengomentari skenario hipotetis.
Sebelum tiba di Yonaguni, Koizumi mengunjungi pangkalan di Pulau Ishigaki dan Miyako.
Pangkalan Ishigaki dilengkapi dengan rudal antikapal, sementara Miyako merupakan pusat pengawasan udara dan fasilitas militer lainnya, termasuk penyimpanan amunisi. Jepang dan Amerika Serikat (AS) juga memiliki pangkalan besar di Pulau Okinawa yang lebih besar di sebelah timur.
Sebagai destinasi wisata populer, termasuk bagi para penyelam scuba, Yonaguni juga merupakan rumah bagi fasilitas radar pengawasan yang memindai laut dan wilayah udara di sekitarnya, serta unit peperangan elektronik yang diperkenalkan pada tahun 2024 yang dapat digunakan untuk mengganggu sistem komunikasi dan panduan musuh.
Dalam beberapa minggu terakhir, militer AS mengadakan latihan untuk membawa pasokan dari Okinawa ke Yonaguni guna mensimulasikan pembentukan pangkalan operasi garis depan yang mungkin dibutuhkan dalam setiap krisis regional.
Yonaguni adalah titik akhir rangkaian pulau Ryukyu yang membentang beberapa ratus mil dari daratan Jepang.
Seiring meningkatnya ketegangan antara Tokyo dan Beijing dalam beberapa hari terakhir, media China telah menerbitkan artikel yang mempertanyakan kedaulatan Jepang atas kepulauan tersebut dan menyoroti bagaimana Kerajaan Ryukyu merdeka dari Jepang beberapa ratus tahun lalu.
Hanya sedikit penduduk Kepulauan Ryukyu, yang juga dikenal sebagai Prefektur Okinawa, yang menginginkan kemerdekaan, tetapi mereka khawatir akan terlibat dalam konflik regional jika fasilitas militer di kepulauan tersebut menjadi sasaran.
(Rahman Asmardika)