Setelah penembakan, anggota Garda Nasional lainnya di lokasi kejadian menembak Lakanwal dan menahannya. Ia menghadapi ancaman hukuman lebih dari satu dekade penjara jika terbukti bersalah atas tiga dakwaan penyerangan dengan maksud membunuh saat bersenjata dan satu dakwaan kepemilikan senjata api selama kejahatan kekerasan. Ia masih dirawat di rumah sakit karena luka-lukanya.
Menyusul insiden yang dilabeli Donald Trump sebagai "tindakan teror" ini, presiden mengatakan akan mengambil langkah untuk mengeluarkan setiap warga negara asing "dari negara mana pun yang tidak seharusnya berada di sini."
Pada Rabu, AS menangguhkan semua permintaan imigrasi dari warga Afghanistan. Trump mengatakan bahwa AS "sekarang harus memeriksa kembali setiap warga negara asing yang telah memasuki negara kita dari Afghanistan di bawah Biden."
Kemudian, pada Kamis, Kepala Layanan Kewarganegaraan dan Imigrasi AS Joseph Edlow mengatakan presiden telah menginstruksikannya untuk melakukan "pemeriksaan kembali skala penuh dan ketat terhadap setiap Green Card untuk setiap warga negara asing dari setiap negara yang menjadi perhatian."
Selain meninjau upaya imigrasi, Trump juga mengatakan akan mengirim 500 anggota Garda Nasional lagi untuk berpatroli di jalan-jalan Washington. Lebih dari 2.000 pasukan telah menjaga ibu kota negara sejak Agustus, ketika presiden mulai mengerahkan pasukan ke kota-kota untuk mengatasi apa yang disebutnya kejahatan yang "di luar kendali."
Garda Nasional adalah pasukan cadangan yang dapat diaktifkan untuk bertugas sebagai pasukan militer, tetapi memiliki kekuatan terbatas karena mereka tidak dapat menegakkan hukum atau melakukan penangkapan.
(Arief Setyadi )