Setelah air surut, warga menunggu bantuan. Keluarga dari Pasaman kemudian datang membantu mereka berjalan melewati lumpur hingga mencapai jembatan dan lokasi yang lebih aman.
Neng baru bisa menengok rumahnya pada Rabu (3/12), enam hari setelah kejadian. Sebagian rumahnya tertimbun lumpur, termasuk dua mobil yang sebelumnya terparkir di dalamnya.
“Hati saya hancur. Rumah sudah tertimbun lumpur. Tidak ada lagi yang bisa diselamatkan,” katanya.
Di posko, ia sudah tinggal selama seminggu. Rasa trauma masih membekas. Suaminya, yang bekerja di pabrik sawit, mendapat izin khusus untuk mengurus keluarga setelah rumah mereka dinyatakan rusak total.
Neng mengaku sudah tidak sanggup tinggal di rumahnya lagi, meski nanti diperbaiki, karena masih diliputi trauma.
(Awaludin)