JAKARTA - Proses pembangunan Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) di Ciangir akan segera dimulai pada 2010. TPST itu juga akan mengolah sampah menjadi briket.
Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo mengatakan, perjanjian kerjasama, kajian hukum, persyaratan teknis akan selesai dibahas akhir tahun ini. Setelah perjanjian kerjasama itu rampung maka akan dibentuk tim gabungan yang bertugas mempersiapkan tender proyek pembuangan sampah akhir yang bernilai Rp600 miliar ini.
"Diharapkan Juni perjanjian kerjasama dapat ditandatangani hingga dapat dimasukkan di APBD perubahan," kata, Jumat (10/4/2009).
Fauzi menjelaskan kalau TPST yang berlokasi di Kecamatan Legok Kabupaten Tangerang ini akan menampung sampah dari Jakarta Barat, Jakarta Selatan dan juga Tangerang. Luas lahan TPST Ciangir mencapai 98 Ha. Namun yang akan dijadikan tempat pembuangan hanya 50 Ha.
Tempat pembuangan sampah akhir ini dapat mengolah sampah hingga sebesar 2.500 ton perhari. Kuotanya akan dibagi dua, yakni 1.500 sampah dari Jakarta dan sisanya akan dibuka untuk mengolah sampah dari Tangerang.
Pembangunan yang pertama kali akan dilakukan adalah kegiatan perbaikan akses dan penerangan jalan agar memudahkan proses pembangunan fisik selanjutnya. Pembangunan TPST di Ciangir ini sudah direncanakan sejak 1992.
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) DKI 1999-2010 diamanatkan Pemprov DKI untuk membangun lokasi pengolahan sampah di luar Jakarta. Yaitu di sebelah timur dan barat Ibu Kota. Rencana pembangunan sempat tertunda karena penolakan warga.
Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta Eko Baruna Subroto menjelaskan kalau hasil akhir TPST Ciangir berupa briket. Namun dia belum dapat memprediksi berapa kapasitas produksi bahan bakar dari sampah yang bisa dihasilkan. Karena masih dalam tahap perhitungan.
Sistem pengolahan sampahnya akan menyamai produksi ramah lingkungan layaknya TPST Bantar Gebang. "Kalau di Bantar Gebang hasil akhirnya berupa kompos maka di Ciangir kita akan produksi briket," jelasnya.
(Hariyanto Kurniawan)