SEMARANG - Setelah mendapat pengakuan dari Pengadilan Negeri Semarang, Jawa Tengah, Siti Maemunah atau yang lebih dikenal dengan Mohamad Prawirodirjoyo (20), berhasil menjalani operasi kelamin tahap pertama di RSUD Kariadi, Kota Semarang, Kamis (12/4/2012).
Tim dokter berhasil memindahkan saluran kencing atau uretoplasi dalam operasi yang berlangsung selama empat jam. Saluran kencing yang semuka berada di atas dipindah ke bawah kantung zakar.
Sejak memasuki ruang operasi, Joy, panggilan akrabnya, tampak gembira. Pasalnya keinginan mengubah kelamin sudah ada sejak lama. Keinginan untuk menjadi laki-laki timbul sejak pemuda yang bekerja sebagai penjahit itu duduk di bangku SMA.
Keingannnya terwujud setelah keluar putusan hukum dari PN Semarang belum lama ini. Joy mengaku gembira operasi alat kelamin tahap pertama berjalan lancar.
Ardy Santoso, dokter spesialis bedah urologi RSUD Kariadi, menjelaskan dengan dipindahkannya saluran kencing dari bawah ke atas kantung zakar, maka Joy sudah seperti laki-laki normal.
Rencananya, enam bulan mendatang, Joy kembali menjalani operasi tahap kedua dan ketiga untuk menyempurnakan bentuk alat kelaminnya.
Seperti diketahui, Joy mengalami ketidaknormalan kelamin atau hipospadia, yaitu lubang kencing bukan berada di ujung tapi di bawah penis. Akibatnya, pertumbuhan penis terhambat yakni melengkung tersembunyi di antara dua buah zakar.
Joyo bukan orang pertama yang melakukan perubahan status kelamin. Pada 22 Desember 2009 lalu, Pengadilan Negeri Batang juga mengabulkan gugatan Agus Widoyo menjadi Nadia Ilmira Arkadia.
Saat lahir Nadia berjenis kelamin laki-laki. Namun secara psikologis dia dominan perempuan. Hingga SMU, Nadia masih memegang status sebagai lelaki.
Di sekolah dia juga mengenakan seragam laki-laki. Selepas SMU, Agus mempersiapkan diri untuk berubah menjadi perempuan. Kemudian, pada 2005, Agus melakukan operasi kelamin di RSU Soetomo, Surabaya.
Pada 13 Januari 2009, PN Purwokerto juga mengabulkan permohonan ganti status kelamin Solihantunnisa, menjadi laki-laki. Setelah ganti status, Solihantunnisa berganti nama menjadi Muhammad Solehan.
(Anton Suhartono)