Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

PNA Mengaku Banyak Kadernya Diancam Tembak

Salman Mardira , Jurnalis-Kamis, 25 April 2013 |17:28 WIB
PNA Mengaku Banyak Kadernya Diancam Tembak
Ilustrasi penembakan (Foto: Agung M/okezone)
A
A
A

BANDA ACEH- Partai Nasional Aceh (PNA) menyayangkan ancaman yang menimpa Zuhra (31), seorang calon legislatif perempuan dari partai lokal itu.

Zuhra diakui bukan caleg pertama yang diancam tembak, tapi ada beberapa bakal caleg partai bentukan mantan Gubernur Aceh Irwandi Yusuf itu memilih mundur karena ancaman tembak.

"Tapi hanya Zuhra yang berani melaporkan kasusnya (ke polisi), yang lain memilih mundur," kata Ketua Umum PNA, Irwansyah, dalam konferensi pers di Kantor DPP PNA di Banda Aceh, Kamis (25/4/2013).

Menurutnya, pengunduran diri dari bakal caleg itu masih bisa diterima karena terjadi sebelum pendaftaran ke Komisi Independen Pemilihan (KIP) dilakukan, sehingga langsung diganti dengan calon lain.

"Di Aceh Besar saja ada lima calon yang mundur, Pidie Jaya ada dua, Aceh Timur juga ada yang mundur karena ancaman akan ditembak," ujar mantan juru bicara militer Gerakan Aceh Merdeka (GAM) wilayah Aceh Besar itu.

Terkait dengan hal itu pihaknya meminta polisi untuk memproses laporan ancaman penembakan Zuhra, agar teror serupa bisa diminimalisasi dalam Pemilu 2014.

Irwansyah mengatakan partainya sudah membuka posko pengaduan di kantor-kantor PNA kecamatan dan kabupaten/kota. Bagi masyarakat atau kader PNA yang mendapat teror atau intimidasi diminta untuk melapor ke posko itu. 

"Sikap ini diambil dalam rangka membantu tugas Kepolisian dalam melakukan penegakan hukum serta untuk melindungi masyarakat dari premanisme politik," sebutnya.

Pihaknya mengaku akan melawan segala premanisme politik di Aceh agar bisa menang, karena dengan kemenangan itu dinilai akan tumbuh perbedaan dalam menentukan pilihan politik bai masyarakat Aceh.

"Ini adalah pilar utama untuk membangun sistem politik dan pemerintahan yang demokratis di Aceh," katanya.

Sementara itu Koordinator Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Aceh, Destika Gilang Lestari, menilai ancaman tembak yang menimpa caleg PNA, Zuhar merupakan gejala awal mulai munculnya praktik kekerasan dalam Pemilu Legislatif di Aceh.

Pihaknya berharap seluruh pimpinan partai politik menghindari sikap saling tuding terhadap peristiwa kekekerasan yang terjadi. Karena tindakan itu justru semakin mempertajam gesekan antar pendukung di lapangan.

"Alangkah bijak kalau semua Kontestan Pemilu menjadikan pelaku kekerasan sebagai musuh bersama," kata dia dalam siaran pers dikirim ke Okezone.

Kontestan Pemilu di Aceh diminta terus menerus mengontrol seluruh kader dan simpatisannya untuk bertarung secara fair dan bebas dalam Pemilu legislatif Aceh 2014 dan menghindari segala bentuk praktek kekerasan.

Kepolisian diminta untuk memproses setiap pelaku kekerasan, intimidasi dan teror dalam Pemilu secara hukum, sehingga tidak terulang lagi.

(Kemas Irawan Nurrachman)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement