Eksekusi Rumah Makan di Kendal Ricuh

KENDAL - Eksekusi sebuah rumah makan di pinggir jalur Pantura, Desa Jembearum, Kecamatan Patebon, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, berakhir ricuh. Pemilik melawan petugas pengadilan dan memblokade pintu masuk dengan tumpukan kursi dan meja, serta mengerahkan sejumlah pemuda diduga preman.

Kericuhan terjadi ketika tim eksekusi Pengadilan Negeri Kendal, mencoba mengosongkan barang-barang di rumah makan milik Hidayat. Pemilik langsung marah-marah dan memaki-maki para petugas pengadilan. Polisi yang berjaga di lokasi pun berusaha menenangkan Hidayat agar tidak terjadi bentrokan.

Eksekusi rumah makan batas kota itu berawal dari utang Hidaya di sebuah bank swasta. Tidak sanggup membayar, pihak bank melelang rumah makan tersebut, namun pemilik bersikukuh tidak mau mengosongkan sehingga digugat ke Pengadilan Negeri Kendal.

Hidayat tak membantah meminjam uang dari bank swasta sebesar Rp300 juta. Tempat usahanya itupun dilelang oleh bank sebesar Rp450 juta, karena dia tidak mampu membayar. Oleh pemenang lelang, rumah makan dijual ke seorang pembeli dengan harga Rp700 juta. Hidayat kesal, karena apabila ingin memiliki rumah itu kembali, dia harus mengganti kerugian hingga Rp1 miliar.

Panitera pengadilan mengatakan, kasus sengketa sudah memiliki kekuatan hukum dan pemilik rumah makan diminta mengosongkan bangunan.

“Kasusnya sudah berjalan hampir setahun, karena tidak segera mengosongkan, pemenang lelang mengajukan permohonan pengosongan,” terang Panitra PN Kendal, Flori Bertha di lokasi, Rabu (11/9/2013).

Eksekusi rumah makan itu mendapat pengawalan ketat dari petugas Polres Kendal. Sejumlah preman yang awalnya menghalangi proses eskekusi, diminta memubarkan diri. Seluruh barang kemudian diangkut ke atas truk untuk dipindahkan.

(Risna Nur Rahayu)