Pesantren Sudah Ada Sejak Zaman Penjajah

JAKARTA - Minat para pelajar yang ingin belajar di pondok pesantren diakui makin meningkat dari tahun ke tahun. Animo meeka dinilai sangat besar untuk mengenyam pendidikan di bidang keagamaislaman itu. Seperti apa ya perkembangan pendidikan pesantren di Indonesia sekarang ini?

Direktur Pondok Pesantren Modern Darussalam untuk Perempuan Gontor, Ponorogo, Jawa Timur Ahmad Suharto, MA mengatakan, pesantren diklaimnya sebagai lembaga pendidikan asli Indonesia. Bahkan, menurut dia, di tempat lain tidak ada sistem pendidikan seperti pesantren ini.

"Pesantren sejak dulu mempunyai peran yang luar biasa pada zaman penjajahan, mereka menjadi benteng pertahanan umat Islam dan di zaman modern seperti ini pun kita melihat animo masyarakat masih sangat besar ke pesantren," ujarnya saat berbincang dengan Okezone, belum lama ini.

Alasannya, tambah dia, zaman dahulu anak-anak yang disekolahkan di pesantren dipersiapkan menjadi ulama atau menekuni agama. Saat ini lebih pragmatis, banyak orangtua yang mencari lingkungan yang kondusif dan aman untuk perkembangan anak-anaknya.

"Menjadi generasi idealis dulu, tapi dengan demikian mereka memandang bahwa pesantren tetap merupakan tempat yang paling aman untuk memberikan anak mereka, terutama dari pengaruh lingkungan yang serba permisif saat ini," ucapnya.

Ahmad melanjutkan, sejak 1971-1978 pesantren sudah mulai membuka diri dengan adanya Surat Keterangan (SK) Menteri, sehingga anak pesantren bukan lagi meneruskan pendidikannya ke jenjang agama. Mereka juga bisa ke berbagai perguruan tinggi di berbagai fakultas yang umum atau yang mereka pilih.

"Saat ini kita melihat pesantren-pesantren sudah dimodernisir bukan hanya pengelolaannya, tapi juga berbagai bidang studi dikembangkan di sana. Sehingga pesantren betul-betul menjadi alternatif bagi masyarakat Indonesia, khususnya untuk memilih lembaga pendidikan bagi anak-anak mereka," tutupnya.