Keterangan Kepsek SD Perwari & Orangtua Korban Bersebrangan
BUKITTINGGI - Evawani Sovia, Kepala SD Perawari Kota Bukittinggi, Sumatera Barat mengaku sudah empat kali mempertemukan orangtua siswa korban penganiayaan dan orangtua siswa pelaku penganiayaan.
Pertemuan yang juga melibatkan para guru tersebut dalam rangka upaya perdamaian. “Pertemuan guru dan para orangtua sudah empat kali sampai tadi malam. Terus guru yang ada saat kejadian juga dipanggil,” ujar Evawani kepada wartawan di sekolah, Senin (13/10/2014).
Menurutnya, guru yang ada di ruangan saat penganiayaan berlangsung juga sudah diberi sanksi, berupa tidak diperbolehkan lagi mengajar di SD Perwari. “Hari ini kami keluarkan suratnya, ini untuk pembelajaran bagi guru yang lain,” tambahnya.
Namun keterangan Evawani berbeda dengan pernyataan Awaluddin, ayah dari siswi berinisial DAN yang jadi korban. Awaluddin menyebut pertemuan baru dilakukan satu kali, semalam.
Menurutnya, itupun bukan pertemuan dalam rangka membahas penganiayaan yang menimpa putrinya, tapi pengambilan kartu ujian. Saat itu, selain diberikan kartu ujian dia juga diberi kertas berisi pernyataan agar keluarga tidak membawa kasus penganiayaan yang menimpa DAN ke ranah hukum.
“Pertemuan dengan saya baru satu kali itupun tidak dengan orangtua pelaku lainnya. Pelakunya ada delapan orang yang tertulis dalam surat itu,” ungkapnya.
Peristiwa yang menimpa DAN jadi pemberitaan setelah pemilik akun Bukittinggi Info menggunggah video penganiayaan berjudul "Kekerasan Anak SD" ke Youtube. Dalam video berdurasi 1 menit 52 detik itu, DAN yang berada di pojokan, dianiaya oleh lima temannya, di mana salah satunya merupakan perempuan.
(Risna Nur Rahayu)
