"Saat ini yang terjadi banyak orang menyerahkan maupun menerima manten, walaupun memakai bahasa Madura sudah campur dengan bahasa Jawa dan Indonesia. Padahal, kita punya bahasa baku yang perlu dilestarikan," paparnya.
Ia menambahkan, banyak generasi penerus yang tidak memakai bahasa Madura. Hal tersebut harus dihindari, para generasi penerus harus memakai bahasa Madura yang betul, bukan serapan dari bahasa Indonesia dan Jawa.
"Lomba ini diikuti para guru SMP dan SMA, tujuannya supaya bisa menularkan pada muridnya. Kami berharap dengan adanya lomba ini, orang Madura sendiri tahu prosesi pernikahan yang ada di sini," paparnya.
Sementara itu, Asisten Ekonomi dan Kesra Pemkab Bangkalan, Moh Gufron, menyambut positif kegiatan tersebut. Ia mengaku, prosesi penyerahan mantan Madura memang mulai luntur saat ini.
"Saya melihat prosesi pernihakan Raffi sangat bagus, sebenarnya prosesi pernikahan adat Madura juga sangat bagus, tapi mulai luntur. Itu harus dikenalkan kembali pada masyarakat. Salah satu caranya dengan adanya lomba Sra' Pasra'an Mantan," paparnya.
(Risna Nur Rahayu)