Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Mengenal Gula Kristal Anti Diabetes dari Desa Semedo

Saladin Ayyubi , Jurnalis-Jum'at, 09 Maret 2018 |12:49 WIB
Mengenal Gula Kristal Anti Diabetes dari Desa Semedo
Dari hasil penilitian, Gula Kristal dari Desa Semedo terbukti tidak menyebabkan diabetes (Foto: Saladin/iNews)
A
A
A

BANYUMAS - Jika Anda penggemar makanan dengan cita rasa manis namun takut terkena diabetes, kini ada gula kristal asal Desa Semedo Banyumas, Jawa Tengah yang bisa meningkatkan insulin dan tidak mengganggu pankreas, sehingga sehat untuk dikonsumsi.

Di beberapa kecamatan di wilayah Kabupaten Banyumas, memang tersebar ribuan petani perajin gula kelapa. Salah satunya di Desa Semeda, Kecamatan Pekuncen. Hampir sebagian besar warga menggeluti profesi tersebut. Bahkan, kerajinan pembuatan gula kelapa atau biasa juga disebut gula jawa ini sudah dilakoni hingga turun temurun oleh warganya.

Namun, kurang lebih 7 tahun terakhir ini, ribuan petani setempat sudah beralih menjadi perajin gula kristal atau gula kristal organik. Penamaan gula kristal ini karena bentuknya yang menyerupai dengan butiran kristal yang juga memiliki beberapa kelebihan dibanding gula pada umumnya.

Gula kristal Desa Semedo dapat bertahan disimpan dalam jangka waktu hingga dua tahun tanpa mengalami perubahan warna dan rasa jika di bungkus dalam tempat yang rapat. Hal ini karena kadar air yang terdapat pada gula kristal hanya berkisar 2-3 persen.

Dalam pembuatannya, pun tidak berbeda dengan cara membuat gula cetak. Yakni melalui proses pengambilan air nira yang dilakukan para penderes kelapa yang setiap pagi mengambil air nira di atas pohon yang tingginya kira-kira mencapai 30 meter. Bukan hanya satu pohon yang dipanjat, melainkan mereka dalam satu hari bisa memanjat 25 pohon.

Warsito (52) misalnya, warga Desa Semedo ini sudah belasan tahun menjadi pemanjat pohon kelapa untuk menderes nira. Saat memanjat pohon, Warsito selalu membawa pongkor yang terbuat dari bambu yang sudah diberikan laru alami dari kapur dan cangkang manggis untuk mencegah terjadinya fermentasi.

Hal ini untuk mencegah air nira berubah menjadi asam. Karena usia semakin menua dan kesehatan semakin menurun, yang semula mampu memanjat pohon kelapa hingga 25 pohon, kini ia hanya bisa memanjat 20 pohon saja dengan hasil nira 5 samapi 7 kilogram.

Setelah turun dan membawa hasil air nira yang didapat, Warsito bersama istri lalu merebus nira ke dalam wajan dengan suhu mencapai 120 derajat celcius. Untuk bisa menghasilkan gula kristal, setidaknya butuh waktu sekitar 4 jam hingga air nira benar-benar siap untuk dibuat gula kristal. Pengadukan mulai dilakukan dengan gerakan memutar di dalam wajan agar kekentalan gula merata di setiap sisi wajan dan mulai mengkristal.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement