 
                "Tidak ada ketentuan harus berhubungan badan dengan orang yang bukan pasangan dalam prosesi ritual," tuturnya.
Menurut Suparno, Gunung Kemukus pernah mengalami puncak kejayaan sekitar tahun 1980-1995-an. Namun untuk saat ini jumlah peziarah di Gunung Kemukus mengalami penurunan.
"Kami terus berusaha mengubah atau menghilangkan citra negatif yang selama ini melekat pada Gunung Kemukus. Pelan tapi pasti masyarakat akan paham cerita Pangeran Samudro yang sebenarnya," imbuhnya.
Sementara itu, menurut Bandi (60), warga sekitar waduk kedungombo membenarkam bahwa cerita tentang kisah cinta Pangeran Samudro dengan ibu tirinya Ontrowulan salah kaprah. Cerita yang selama ini dijadikan dasar ritual seks sebagian peziarah di Gunung Kemukus adalah tidak benar. Sebab itu hanya dongeng dari masyarakat yang sudah turun temurun.
"Namun bagaimana lagi, orang kadung (terlanjur) percaya dengan cerita dan tradisi ritual yang harus dilakukan. Tanpa itu (berhubungan seks) keinginannya tidak terkabul" ungkapnya.
(Carolina Christina)