Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Potensi Bencana Tsunami di Indonesia Tak Boleh Diabaikan

Fahmi Firdaus , Jurnalis-Jum'at, 26 Desember 2014 |21:06 WIB
Potensi Bencana Tsunami di Indonesia Tak Boleh Diabaikan
Gelombang tsunami bawa kapal sampai ke daratan Banda Aceh (Foto: Ant)
A
A
A

JAKARTA- Warga Nangroe Aceh Darusalam (NAD) hari ini memperingati 10 tahun terjadinya tsunami Aceh. Peristiwa tersebut juga dikenang oleh Tenaga Ahli Pengkaji Bidang Sismennas Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas), Laksama Muda (Laksda) Untung Suropati. Saat itu, dia bertugas sebagai komandan Satgas Patroli Maritim Pantai Barat Samudera Hindia yang berlayar menuju Teluk Bayur dan Sibolga.
 

“Kami adalah satgas pertama yang menginjakkan kaki di Tanah Rencong , tepatnya di Meulaboh. Kota tersebut luluh lantak akibat tsunami.Ribuan mayat bergelimpangan dan belum dievakuasi,” kata Untung, kepada Okezone, Jumat (26/12/2014).

Mantan Kadispenal itu langsung menyiapkan helipad di lapangan sepak bola Meulaboh yang keadaannya penuh dengan mayat dan juga puing-puing bangunan. Untung juga ditunjuk sebagai OSC (On Scene Commander) yang bertugas mengendalikan dan mengkoordinir bantuan dari mancanegara yang datang dengan kapal perang mereka.

“Termasuk mengatur lalu lintas udara, karena sebagian besar kapal perang asing membawa helikopter. Kami juga memberi bantuan medis dan makanan bagi korban yang selamat,” ucap perwira yang berkemampuan Trimedia ini.

Sebagai negara kepulauan dan mempunyai panjang garis pantai 81.000 km (terpanjang kedua di dunia), Untung mengimbau, masyarakat Indonesia harus memahami sekaligus menanggulangi bencana, khususnya bencana tsunami.

Selain itu, Indonesia juga termasuk bagian dari ring of fire atau cincin api. Tercatat ada 129 gunung berapi di Indonesia. Berdasarkan hal tersebut, maka tidak heran jika Indonesia sering dilanda bencana berupa gempa bumi dan letusan gunung berapi.

“Negara kita terletak di zona cincin api atau ring of fire. Mau tidak mau masyarakat Indonesia harus diedukasi tentang bagaimana memahami penanggulangan bencana,” tutup pria kelahiran Jawa Tengah, 19 Desember 1958 tersebut. (fmi)

(Stefanus Yugo Hindarto)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement