Dengan anggaran sebesar itu, ISIS mampu menggaji tentaranya minimal USD400 atau setara dengan Rp4,8 juta per bulan. Jumlah ini lebih besar daripada gaji TNI Indonesia yang berpangkat Prajurit Dua. Selain itu, surplus sebesar Rp3 triliun akan digunakan ISIS untuk mempercanggih sistem persenjataan mereka dalam menghadapi pasukan Amerika Serikat dan mitra koalisinya. Dalam mengelola APBN, ISIS telah membentuk semacam bank sentral yang mempunyai fungsi mengatur pendapatan dan pengeluaran kelompok militant tersebut.
Tak mengherankan pesona ISIS membuat ribuan orang silau. Ribuan orang dari Eropa, Amerika, dan belahan dunia lainnya berbondong-bondong untuk bergabung dengan mereka. Salah satunya adalah algojo ISIS yang belakangan diketahui sebagai warga Inggris, Mohammed Emwazi alias Jihadi John.
(Muhammad Saifullah )