Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Sabam Dianugerahi Gelar Bapak Demokrasi Bangsa

Misbahol Munir , Jurnalis-Senin, 23 Maret 2015 |14:10 WIB
Sabam Dianugerahi Gelar Bapak Demokrasi Bangsa
A
A
A

JAKARTA - Sabam Sirait, termasuk salah satu nama besar dalam gelanggang politik Indonesia. Sabam adalah politisi yang mengalami masa pemerintahan tujuh Presiden; dari mulai Soekarno, Soeharto, BJ Habibie, Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarmoputri, Susilo Bambang Yudhyono dan Joko Widodo.

Dia pun diberi anugerah sebagai Bapak Demokrasi Bangsa pada Minggu 22 Maret 2015 malam. Hal ini mengingat perjuangan Sabam dalam menegakkan demokrasi di Indonesia. Bahkan, dalam acara yang digelar di Meseum Nasional ini, deklator Utama Partai Demokrat, Vence Rumangkang, memberi testimoni bahwa Sabam adalah tokoh senior yang patut diteladani oleh generasi politik saat ini. Kata Vence, kelas Sabam bukan lagi politisi melainkan sudah masuk kategori Bapak Bangsa.

Bukan tanpa alasan Sabam diberi anugerah Bapak Demokrasi Bangsa. Sejarah perjalanan Sabam dalam memperjuangkan demokrasi begitu panjang dan berliku. Di masa pemerintahan Soekarno, sebagai aktivis mahasiswa, Sabam sudah sering menyampaikan gagasan-gagasan, bahkan dalam forum-forum mahasiswa internasional.

Di era pemerintahan Soeharto, di tengah kondisi DPR yang boleh dikatakan hanya tahu kata "setuju", Sabam membuktikan diri bukan termasuk politisi yang diasumsikan saat itu. Misalnya, pada 1992, di tengah sidang yang dipimpin Ketua DPR Wahono, Sabam interupsi dan maju ke meja pimpinan untuk memperjuangkan agar Pemilu menjadi demokratis.

Kini, Sabam dinilai sebagai teladan baik bagi politisi dari ragam regenerasi. Ia meninggalkan jejak pengalaman yang panjang, dan memastikan bahwa politik harus bermula dari keyakinan ideologis. Sabam mengajarkan bahwa politik bukan semata menjadi alat untuk mencapai kursi kekuasan, melainkan juga menjadi medium perjuangan.

Maka Sabam juga adalah politisi yang tegar dan tahan banting. Ia sabar menerima konsekuensi sebab ia yakin sedang berada di jalan yang benar. Ancaman maupun godaan, sama saja tak membuat kaki Sabam berubah posisi. Sekali lagi sejarah mencatatnya, ketika Sabam berada dalam tekanan rezim Orde Baru, ia berdiri kokoh dengan menyuarakan apa yang ia yakini dengan lantang.

Sabam sendiri, terkait dengan penghargaan yang diberikan LensaIndonesia.com ini, menilai dengan biasa-biasa saja. Sebab perjuangan yang selama ini ia jalani memang keharusan yang harus disampaikan demi Indonesia yang lebih baik.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement