SANAA – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyerukan pihak yang bertikai di Yaman untuk kembali ke meja perundingan damai. Namun, belum diketahui waktu pelaksanaannya.
“Kami telah bertemu dengan pihak yang bertikai di Yaman, kami ingin segera melakukan perundingan agar tidak terjadi perang sipil,” ujar Utusan PBB untuk Yaman, Jamal Benomar, seperti dilansir Al Jazeera, Selasa (24/3/2015).
“Perundingan kemungkinan akan digelar di Doha, Qatar,” tambahnya.
Usulan PBB ini mendapat dukungan dari Arab Saudi. Menurutnya,k krisis di Yaman harus segera diakhiri untuk menciptakan stabilitas keamanan di kawasan negara Arab.
Tetapi Arab Saudi menolak jika Iran ikut terlibat dalam perundingan damai tersebut. Pihaknya menuduh jika Iran berada di balik krisis politik di Yaman.
“Kami menolak intervensi Iran, kami siap untuk menjaga kedaulatan Yaman dengan Presiden Hadi,” ujar Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Pangeran Saud Al Faisal.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Yaman versi Presiden Hadi, Riyadh Yaseen meminta negara-negara teluk untuk melakukan intervensi militer ke negaranya. Khusunya kepada negara-negara yang tergabung dalam Gulf Cooperation Council (GCC).
GCC yang beranggotakan Arab Saudi, Bahrain, Kuwait, Qatar, Uni Emirat Arab, dan Oman. Mengaku sudah menerima permintaan pengiriman tentara ke Yaman.
Negara-negara GCC menolak mengakui negara Yaman versi kelompok Houthi. Sebab, kelompok Houthi telah melakukan kudeta terhadap Pemerintah Yaman pimpinan Presiden Hadi.
(Muhammad Saifullah )