Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Ironi Pencetus Garuda Pancasila Dituduh Dalang Kudeta APRA

Randy Wirayudha , Jurnalis-Rabu, 08 April 2015 |06:10 WIB
Ironi Pencetus Garuda Pancasila Dituduh Dalang Kudeta APRA
Sultan Hamid II (kanan) (Foto: Wikipedia)
A
A
A

Dari situ, muncul dua karya terbaik, yakni karya M. Yamin dan Sultan Hamid II. Soekarno selaku Presiden RIS dan Perdana Menteri Mohammad Hatta secara singkat memilih karya Sultan Hamid II – dengan permintaan penyempurnaan.

Penyempurnaan lambang negara sedari gambar manusia bersayap menjadi rajawali dengan memegang perisai dan diresmikan pada 8 Februari 1950. Tujuh hari berselang, lambang itu diperkenalkan pada publik untuk kali pertama di Hotel Des Indes, Jakarta.

Lambang Garuda itu sempat diperbaiki lagi pada 20 Maret 1950 oleh pelukis istana, Dullah atas perintah Presiden Soekarno. Ironisnya, tak sampai setahun mencetuskan lambang negara, Sultan Hamid II, tepatnya pada 5 April diberhentikan sebagai menteri dan ditangkap, lantaran dituduh berkonspirasi makar gerakan APRA dengan Kapten Raymond Westerling.

Lulusan pendidikan KMA (Koninklijke Militaire Academie) di Breda, Belanda angkatan 1938 itu kemudian ditangkap di Hotel Des Indes, oleh Menteri Pertahanan Sultan Hamengkubuwono IX, atas perintas Jaksa Agung RIS, Tirtawinata.

Sultan Hamid ditangkap dengan tuduhan niatan makar dengan menyerbu Sidang Dewan Menteri RIS di Jakarta sebelumnya pada 24 Januari 1950 yang gagal. Sultan Hamid tak langsung dibawa ke pengadilan. Alasannya, pemerintah sukar menemukan regulasi atau undang-undang untuk mendakwa Sultan Hamid II.

Baru pada 25 Februari 1953, kasus tuduhan tersebut diperiksa MA. Singkat kata pada 8 April 1953, MA mengeluarkan putusan berdasarkan “niat”, bukan dengan alat bukti yang cukup. Berikut petikan putusan MA pada 8 April 1953:

Mahkamah Agung Indonesia

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement