BANDUNG - Sosok Inen Rusnan sebagai fotografer Konferensi Asia Afrika (KAA) pada 1955 silam jelas sangat penting. Tanpa Inen dengan keahliannya yang langka saat itu, beragam momen KAA mungkin tak akan pernah terdokumentasikan.
Kini, Inen hanya bisa mengenang masa lalunya sebagai perekam sejarah. Bahkan di tengah hiruk-pikuk dan serba sibuknya persiapan jelang peringatan KAA ke-60, Inen hanya bisa duduk di rumah sederhananya di kawasan Cipaganti, Kota Bandung.
Sebagai salah seorang pelaku sejarah saat itu, Inen sangat berhasrat ingin hadir langsung dalam peringatan KAA. Ia ingin mengenang masa lalunya sekaligus jadi bagian dari peringatan KAA ke-60.
Tapi sejauh ini, cita-cita itu bisa dipupuk Inen, sebab ia belum menerima undangan resmi untuk hadir langsung dalam peringatan nanti. "Sekarang kan mau HUT ke-60 KAA. Tapi sampai detik ini belum ada angin-angin (tanda mau diundang)," kata Inen.