"Dia bilang kalau di Jepang orang seperti saya hidupnya sudah enak, semuanya ditanggung oleh negara," jelasnya.
Tapi lagi-lagi buat Inen hal itu tak perlu dipersoalkan. Yang terpenting, selama hidupnya Inen mengaku ikhlas mengabdikan dirinya untuk negara meski dengan cara berbeda.
Selama hidupnya, Inen berprofesi sebagai fotograger. Ia sering memotret berbagai kegiatan penting sejak 1954 hingga berpuluh-puluh tahun. Hasil fotonya dikirim ke berbagai surat kabar lokal dan nasional. Dari situlah Inen mendapatkan uang sebagai satu-satunya pekerjaan.
Bukan hanya sebagai fotografer lepas, Inen dulu juga sering diminta sebagai fotografer untuk kegiatan penting pemerintahan. Sudah tak terhitung lagi pejabat yang ia potret, mulai dari Soekarno, Soeharto, beberapa gubernur Jawa Barat, beberapa bupati dan wali Kota Bandung, pejabat Kodam III/Siliwangi, serta banyak pejabat lainnya.
Baginya, profesi sebagai fotografer adalah sebuah pengabdian. Lewat foto-fotonya, Inen ingin mengabadikan berbagai sejarah penting negeri ini.
(Risna Nur Rahayu)