SANGAT vital untuk tidak lalai, terlebih ketika berjaga di kala ancaman Belanda masih sangat kental di masa revolusi fisik. Dua Sersan Laut Agus Djalil dan Sersan Mardjono berkat kesigapan dan kewaspadaannya, bisa mencegah penyusupan pasukan Belanda untuk menghancurkan pasukan inti ALRI (Angkatan Laut Republik Indonesia – kini TNI AL).
Ya, tentara Belanda mampu menembus celah garis pertahanan pasukan ALRI di Kampung Guyuban, untuk kemudian menyerang markas ALRI di Kotadalam, Lampung, 19 Mei 66 tahun yang lampau (1949).
Hari itu jadi salah satu hari yang paling dikenang oleh setiap insan TNI AL sampai sekarang, kendati peristiwa penyerangan pasukan Belanda ke Kotadalam itu tak banyak dikenang masyarakat awam.
19 Mei 1949, Sabtu dini hari sekira pukul 02.00 WIB, pasukan Belanda yang bergerak dari Pringsewu menerobos celah pertahanan pasukan ALRI di Guyuban, berkat bantuan mata-mata pribumi yang pro-Belanda.
Sersan Laut Agus Djalil dan Sersan Laut Marjono, kala itu tengah bertugas jaga di belakang markas yang sekelebat, melihat pergerakan pasukan Belanda. Mereka mulai terlihat menyusun personel untuk mengepung markas dan tiga rumah warga yang ditempati pasukan ALRI lainnya.
Baik Agus maupun Marjono sontak menembakkan senapan mereka ke arah tentara Belanda dan tak pelak membangunkan beberapa rekan mereka lainnya yang tengah tertidur. Baku tembak jarak dekat terjadi dan Agus serta Marjono gugur bersama enam prajurit ALRI lainnya.