Salah satu penyebab bisnis semacam ini muncul juga tak ayal berasal dari kebutuhan ekonomi. “Semua orang kan butuh kerjaan. Orang mau terjun ke karaoke, jasa sewa pacar, keuntungannya dia tak perlu mangkal ke tempat hiburan,” sambung Emka.
“Dia sudah dikelola ‘agency’ tertentu, tinggal menemani. Bedanya dengan biro jodoh adalah pada statusnya. Meski di biro jodoh juga ada yang memanfaatkan untuk hal yang enggak-enggak,” imbuh penulis buku ‘Jakarta Undercover’ tersebut.
Seperti layaknya hukum ekonomi, bisnis sewa pacar juga takkan “hidup” tanpa adanya demand dari pengguna jasanya, baik laki-laki maupun wanita.
“Kebutuhan image. Orang yang menyewa pacar mungkin malu karena pacar aslinya jelek untuk diajak ke pesta. Dia butuh yang cakep untuk menemani. “Yang menyewanya cewek juga ada. Sama, dia butuh cowok yang cakep untuk diajak ke pesta. Tuntas Emka. (raw)
(Muhammad Saifullah )