“Saya dengan mahasiwa dulu bukan tidak suka dengan pribadi Soeharto, tapi lebih kepada sistemnya, karena tidak ada kepastian. Nah, dengan kita memberikan kekuasaan ke Jokowi ada harapan baru enggak, apakah ada kesejahteraan yang lebih baik. Kalau saya sih menilai apa yang ada di kepala mahasiswa ini, silakan menilai sendiri,” tegasnya.
Desmond menambahkan, seharusnya dialog terbuka yang akan dilakukan mahasiswa ini bisa menjadi wadah klarifikasi Presiden Jokowi. Begitu juga dengan mahasiswa ingin mendengar problem yang dihadapi pemerintah.
“Ini sebenarnya kesempatan Jokowi untuk mengklarifikasi, jadi kembali ke benak mahasiswa, apakah memang ketidakmampuan Jokowi memimpin negara, atau Jokowi main-main saja, buang-buang waktu, sehingga membuat tatanan rusak, ekonomi jelek, dan tatanan hukum hancur,” ujarnya.
Seperti diketahui, Ketua BEM UI Andi Aulia Rahman dalam akun Twitter-nya @andauliar mengungkapkan kekecewaan terhadap Presiden Jokowi. Kicauannya di Twitter disertai tanda pagar (Tagar) #JokowiBohong.
Mahasiswa kecewa lantaran Presiden Jokowi dikabarkan tak dapat menemui mahasiswa pada Senin 25 Mei seperti yang sudah dijanjikan Kepala Staf Kepresidenan Luhut Panjaitan, untuk melakukan dialog terbuka.
(Arief Setyadi )