Karina Urbach dari Institute of Historical Research di University of London dan penulis Go-Betweens for Hitler mengatakan bahwa Ibu Suri pasti sudah melihat salut Nazi saat mengunjungi Italia pada 1930 dan Jerman pada 1928.
Keluarga kerajaan juga memiliki banyak kerabat Jerman dan orang-orang penting pada masa itu juga menerima penjelasan dari kantor Kementerian Luar Negeri, kata Cook.
Namun, detail yang kabur akan popularitas Partai Nazi mungkin tak sepenting akan ancaman lebih besar yang mereka pikir akan datang. Banyak keluarga kerajaan melihat fasisme partai Nazi adalah solusi dari ketakutan mereka, kata Urbach.
"Banyak orang pada 1930an percaya bahwa mereka hidup di tengah perang ideologi. Pilihannya antara komunisme atau fasisme dan kita harus mendukung fasisme," kata Urbach.
Pangeran Edward juga "terobsesi" dengan pembunuhan sepupu-sepupunya keluarga Romanov di Rusia, katanya. Sama seperti kebanyakan penduduk, keluarga kerajaan juga masih trauma dengan kengerian Perang Dunia I.
Menurut Gottlieb, ada pemahaman dan simpati akan Jerman pada waktu itu. Ikatan antara dua negara juga "personal dan nyata dan membudaya".
Keluarga kerajaan saat itu, menurutnya, pro-penyerahan kekuasaan. "Kebijakan itu tak berarti pro-Jerman meski kebijakan tersebut memaklumi dan menyembunyikan banyak dampak-dampaknya."