“Soetardjo lapor bahwa Indonesia sudah mengumumkan kemerdekaan setelah ada pertemuan di rumah Maeda. Tapi ternyata Yamamoto enggak marah, biasa saja. Tidak ada sikap untuk menangkapi para tokoh,” tambahnya.
Tapi sayangnya, nasib Maeda di kemudian hari begitu miris. Tidak lama setelah Republik Indonesia menyatakan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945, sekutu datang dua bulan berselang.
Tujuan sekutu tentu saja untuk melucuti dan memulangkan bala tentara Dai Nippon (Jepang) setelah negeri matahari terbit itu kalah dalam Perang Pasifik. Ketika sekutu tahu bahwa perwira Kaigun (AL Jepang) itu terlibat proses Indonesia merdeka, hotel prodeo jadi “kediaman” berikutnya untuk beberapa saat.
“Tapi efeknya ya ke Maeda. Ketika sekutu datang pada September 1945, dia sempat ditangkap dan dipenjara. Maeda ditahan di penjara Glodok. Kalau sekarang letaknya di belakang pertokoan Glodok,” lanjut Jaka.
“Dia dipenjara di sana beberapa bulan. Tahun 1946 dia masih ditahan, tapi sudah di rutan (rumah tahanan) Salemba. Baru pada 1947, dipulangkan (ke Jepang) bersamaan dengan perginya Inggris dari Indonesia,” sambungnya lagi.