Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

PKI dalam Kacamata Budayawan Taufik Ismail

Ahmad Zubaidi , Jurnalis-Sabtu, 22 Agustus 2015 |06:16 WIB
PKI dalam Kacamata Budayawan Taufik Ismail
Ilustrasi: Antara
A
A
A

Mendengar hasutan Muso kepada petani berhasil, Belanda senang. Lalu mereka kira akan berhasil menguasai Indonesia lagi. Menurut Taufiq, kehendak Allah SWT saat itu berkata lain.

Ada tiga orang Indonesia, H. Agus Salim, Soekarno, dan Soejadmoko mendatangi PBB minta bantuan. Kemudian Soekarno pidato di PBB dan sangat berkesan, terutama bagi Amerika Serikat (AS), karena Soekarno dalam pidatonya menyebut George Washington. Lalu saat itu PBB mengakui kemerdekaan Indonesia.

Menurut Taufiq, pengakuan PBB terhadap kemerdekaan Indonesia itu terdengar juga di telinga Belanda. Namun, lanjut Taufik, jika pun harus berperang, kecanggihan senjata Indonesia jelas kalah dari Belanda yang sudah gunakan senjata modern sisa Perang Dunia II.

Indonesia waktu baru menggunakaan senjata hasil rampasan dari Jepang, bambu runcing, parang, tapi dunia melalui PBB mengakui kemerdekaan Indonesia.

"Nah, kembali ke PKI, Indonesia lupa terhadap kebiadabannya atas euforia kemerdekaan itu. Bahkan tahun 1965, PKI bisa ikut Pemilu, seolah-olah PKI diampuni dan dimaafkan oleh Indonesia," tutur Taufiq lagi.

"Pada tahun 1965 usai jadi pemenang politik waktu itu, mereka kembali merebut kekuasaan dengan kekerasan. Iitu jadi pokok ulasan dalam buku Karl Marx yang dia buat pada usia 30 tahun dan hingga kini belum direvisi serta diikuti oleh banyak orang, termasuk PKI," urainya.

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement