"Enggak nyangka sampai begini, sebelum-sebelumnya enggak begini. Biasa saja saya menjalani hidup di kampung (Banyuwangi)," ujarnya.
Pria yang berprofesi sebagai pengrajin kayu di Banyuwangi itu mengungkapkan, keluarganya menganggap nama Tuhan sebagai doa agar senantiasa dekat dengan Tuhan. "Keluarga biasa saja. Kita hidup sebagaimana biasanya," ujar Tuhan.
Pihak RT, RW maupun tetangganya juga tidak pernah mempermasalahkan nama tersebut. Selama hidup di Banyuwangi, belum ada orang yang mengkritisi namanya itu. "Ngurus SIM, KTP, KK ke RT/RW kelurahan seperti biasa tidak bagaimana-bagaimana, saya sekeluarga hidup biasa saja sederhana," pungkasnya. (ari)
(Rizka Diputra)