"Ya warga bilang kok pesawat aneh (putar-putar disitu)," sambung Yunus.
Selanjutnya, ia segera berkoordinasi dengan aparat militer setempat untuk melakukan pencarian di sekitar Pegunungan Bintang. Meski tak ikut turun, Yunus mengaku turut mengawasi proses pencarian Trigana Air IL-267.
"Jadi waktu pencarian, hambatan cuaca jarak pandang 1-2 meter. Tim di hutan pakai senter HP. Terlalu ekstrim, kabut tebal," paparnya.
Keesokan harinya, pada Senin 17 Agustus sore, tim berhasil menemukan pesawat nahas yang mengangkut 49 penumpang dan lima kru di salah satu jurang Pegunungan Bintang dengan kondisi mengenaskan. Sebagai wilayah yang dikeramatkan warga, insiden kecelakaan pesawat bukanlah kali pertama terjadi di kawasan tersebut.
Yunus mengungkapkan, pada 2007 silam, di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang juga pernah terjadi kecelakaan pesawat yang menewaskan semua penumpangnya.