Tim SAR gabungan pimpinan Sugiyono pun tak ragu untuk membabat pohon yang dirasa memperlambat pergerakan. Di tengah perjalanan, mereka pun sempat mengalami peristiwa mistik ketika cuaca tiba-tiba berubah secara drastis.
Selanjutnya, dia juga dikagetkan dengan kabut tebal yang menghalangi pandangan para personel SAR hingga sejauh satu meter. Tak berselang lama, angin kencang juga menyapu langkah mereka.
"Saya sudah izin ke Perhutani untuk tebang pohon sebagai buka jalur. Selama perjalanan banyak hal tiba-tiba muncul, misal ada penampakan orang padahal bukan anggota kita. Lalu di hutan semurni itu ada bebek ternak, sempat ada yang kecewa," paparnya sembari tersenyum.
Setelah mengetahui bahwa kawasan yang diduga menjadi titik lokasi pesawat Trigana Air IL-267 adalah wilayah keramat, Sugiyono lalu meminta Bupati Pegunungan Bintang untuk memotong herwan ternak. Melalui ritual tersebut dapat menjadi simbol bahwa tim SAR tak sembarangan memasuki daerah asing.
"Nah, setelah itu, saya minta bupati sembelih hewan ternak, satu saja biar kami dimudahkan," katanya.
Keesokan harinya, perasaan Sugiyono campur aduk usai menemukan pesawat nahas tersebut. Akan tetapi, ia kecewa lantaran semua korban tewas di lokasi. Bahkan, di sekitar puing pesawat dan pepohonan yang berada di jurang harus melihat lembaran uang pecahan Rp100 ribu hangus terbakar dan berserakan.