Malam di hari yang sama, Musso lewat Radio Gelora Pemuda di Madiun untuk menimpali perang-perang kata dengan Soekarno yang merupakan sahabat kecilnya itu.
“Soekarno budak-budak Jepang dan Amerika. Musso selamanya menghamba pada kepentingan rakyat Indonesia. Hidup merdeka, menang perang!” seru Musso.
Namun singkat cerita, Republik Soviet Indonesia hanya seumur jagung. Pada 30 September 1948, pemberontakan PKI mampu dipadamkan kekuatan gabungan TNI.
Empat elemen yang ditugaskan antara Divisi III Pasukan Siliwangi, Divisi II Sunan Gunung Jati pimpinan Kolonel Gatot Soebroto, Divisi I pimpinan Kolonel Soengkono, serta pasukan Mobil Brigade Jatim yang dikomandoi M Yasin.
Sedikitnya kisah “pembasmian” PKI Madiun ini, sempat terabadikan dalam beberapa scene dalam film lawas produksi 1950 hasil karya Usmar Ismail bertajuk ‘Darah dan Doa’.
(Randy Wirayudha)