Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

1 Oktober: Petualangan sang Ajudan Mencari Jenderal Yani

Randy Wirayudha , Jurnalis-Kamis, 01 Oktober 2015 |07:17 WIB
1 Oktober: Petualangan sang Ajudan Mencari Jenderal Yani
Jenderal (Anumerta) Ahmad Yani (Foto: Dede Kurniawan/Okezone)
A
A
A

Pasca-laporan singkat soal apa yang terjadi dengan Jenderal Yani, Subardi kembali ke Jalan Lembang. Keluarga Jenderal Yani pun segera menanyakan kabar sang jenderal.

“Kita tanya sama Om Bardi soal bapak di mana. Bilangnya, bapak ada di Istana sama Soekarno, luka bapak diobati,” kenang salah satu putri Jenderal Yani, Amelia A. Yani kepada Okezone.

Subardi baru bergerak lagi setelah ada info di sekitar Bandara Halim Perdanakusuma. Sempat terjadi pengepungan dan kontak senjata antara Batalion 330 Kudjang Siliwangi dengan beberapa elemen Pasukan Diponegoro. Hal itu segera dilaporkan Subardi ke Danyon RPKAD, Mayor C.I Santoso.

Keesokannya pada subuh, 3 Oktober, Subardi mendapat telefon dari Kolonel Ali Murtopo untuk segera datang ke Makostrad. Subardi dikabarkan Jenderal Yani positif sudah tinggal nama.

Di hari itu pula Subardi bertemu agen polisi Sukitman yang mengaku tahu soal tempat para jenderal dihabisi, di Lubang Buaya. Dengan usulan Sarwo Edhie, Subardi membawa Agen Polisi II Sukitman ke Cijantung, untuk kemudian dimintai sebagai pemandu guna mencari jenazah para jenderal.

Subardi pun dengan dukungan satu kompi RPKAD, menuju Lubang Buaya dan di sana, mereka bersua Pasukan Gerak Tjepat (kini Paskhas) TNI AU tengah mengemasi sejumlah tenda. Mereka minta diberi waktu untuk membereskan tenda-tenda itu, untuk kemudian baru mempersilakan rombongan Subardi masuk Lubang Buaya.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement