Kemalangan keenam, korupsi kian marak terutama di barisan pendukung Jokowi dan upaya pelemahan KPK sebagai upaya Jokowi-JK dan pendukungnya menghindari hukuman atas korupsi yang dilakukan; Ketujuh, harga BBM yang mahal dan inkonsistensi pemerintah dalam menurunkan harga BBM; Kedelapan, insiden yang mencederai kerukunan umat beragama disertai sikap pemerintah yang tidak berimbang terhadap persoalan yang mencederai umat Islam; Kesembilan, bencana asap akibat pembakaran hutan yang menyiksa jutaan rakyat di Sumatera dan Kalimantan yang tidak ditanggapi serius dan cepat oleh Pemerintahan Jokowi-JK.
Kemalangan kesepuluh, Jokowi-JK sibuk memuaskan partai dan pendukung dengan obral jabatan; Kesebelas, buramnya identitas dan latar belakang Jokowi terus menjadi polemik dan tidak segera dijawab dengan tuntas oleh Jokowi. Padahal, kejujuran identitas diri adalah pangkal kepercayaan; dan kemalangan kedua belas adalah terbungkamnya aktivis pro-demokrasi dan pejuang penderitaan rakyat yang selama Orde Baru hingga era SBY lantang bersuara kini diam dan menjadi antek Jokowi dalam menindas rakyat.
Tahun kemalangan ini, lanjut Nur Rakhman, adalah bukti bahwa kepemimpinan Jokowi membawa kesengsaraan bagi rakyat dan bangsa Indonesia. Sementara beberapa media massa baik cetak dan elektronik berupaya memanipulasi fakta, kebenaran, dan realitas sehingga membuat masyarakat tidak menyadari apa yang terjadi.
“Maka, tahun kedua pemerintahan Jokowi-JK adalah Tahun Kebangkitan gerakan rakyat dan mahasiswa untuk mengawal hak dan cita-cita bangsa dan rakyat Indonesia. Pemerintahan Jokowi-JK harus diluruskan sehingga tidak ada lagi kemalangan. Bila ikhtiar meluruskan kandas, maka kita rakyat dan mahasiswa akan bersatu mengakhiri pemerintahan Jokowi-JK,” pungkasnya.
(Muhammad Saifullah )