BAMAKO – Presiden Mali, Ibrahim Boubacar Keita, dilaporkan memuji pembukaan kembali hotel mewah Radisson Blu, setelah pada 20 November 2015 terjadi serangan mematikan oleh 10 orang gerombolan bersenjata yang dicurigai merupakan anggota kelompok teroris yang berafiliasi dengan Al Qaeda.
“Ini merupakan tanda kemenangan kita. Ini tanda bahwa kita tidak akan menyerah pada tindakan radikal kelompok ekstremis itu,” ujar Keita kepada sekira 100 orang, yang menghadiri upacara pembukaan hotel itu, sebagaimana dikutip Daily Mail, Rabu (16/12/2015).
Presiden Keita dilaporkan memberikan dana bantuan kepada tiga keluarga korban karyawan hotel yang tewas. Selain itu, ia berjanji memperketat keamanan di Ibu Kota Mali, Bamako, dan terus memerangi kelompok ekstremis sekuat mungkin.
Sebagaimana diberitakan, peristiwa serangan mematikan dan penyanderaan di Hotel Mali itu berakhir dengan tewasnya puluhan pengunjung dan karyawan hotel yang didominasi oleh warga asing.
Namun, tiga pelaku penyerangan dilaporkan tewas di tempat akibat baku tembak yang tak terhindarkan dengan pasukan keamanan gabungan. Sementara itu tujuh pelaku lainnya berhasil dilumpuhkan.