Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Prostitusi Iran Legal Lewat Kawin Kontrak

Silviana Dharma , Jurnalis-Kamis, 21 Januari 2016 |07:15 WIB
Prostitusi Iran Legal Lewat Kawin Kontrak
Pameran seni bertema prostitusi di Teheran, karya Shirin Fakhim. (Foto: Sweet Station)
A
A
A

Kawin Kontrak

Jalan keluar terbaik untuk menghindar dari hukum cambuk yang pasti menyakitkan dan memalukan, karena dieksekusi di depan umum, adalah melacur dalam ikatan suci pernikahan.

Kedok prostitusi ini disebut Nikah Mut’ah atau Sigheh. Yakni pernikahan sementara atau kawin kontrak yang mengizinkan dua orang berhubungan badan secara transaksional dalam waktu singkat.

Cara mengakhirinya pun terbilang mudah, tidak perlu mengurus harta 'gono gini' dan sewa pengacara. Tidak perlu ke pengadilan sama sekali untuk menghadiri sidang perceraian. Cukup berpisah dan membayar sesuai perjanjian awal saja.

Diwartakan Albawaba, Pemerintah Iran sendiri telah mengalokasikan dana untuk rumah prostitusi berkedok pernikahan sementara ini. Kebijakan ini diterapkan di lingkungan tertentu guna menghilangkan masalah pemerkosaan dan penindasan seksual yang diderita kaum muda Iran.

Dengan demikian, pelesiran seksual ke negara Persia ini semakin disenangi karena memudahkan orang asing bertandang ke rumah yang ditunjuk, untuk melakukan hubungan seks dengan seorang gadis, jika dia setuju untuk menikah sementara dengannya.

Daerah lokalisasi PSK yang terkenal yakni di Qom dan Mashad. Tarifnya bervariasi tergantung pada apakah gadis itu perawan atau tidak selain dinilai juga dari kecantikannya.

Kebijakan ini bagaimanapun telah menimbulkan polemik. Mereka yang kontra mengatakan bahwa ini hanyalah alasan untuk memotong pembatasan pada prostitusi. Rumah-rumah bordil didirikan untuk memenuhi kepuasan dan nafsu birahi para pejabat Iran.

Skandal seks pejabat yang sempat menghebohkan ialah kasus Kepala Polisi Teheran Reza Zarei. Ia terpergok sedang asyik bermahsyur ria dengan enam perempuan telanjang di rumah bordil.

“Tidak ada orang yang peduli soal (legalitas prostitusi) lagi di Teheran. Polisi tidak peduli, tidak juga para pemuka agamanya. Dan yang pasti orang-orang yang membayar untuk waktu saya tidak peduli tentang agama mereka,” kata dia.

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement