Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Gembong Narkoba Paling Berkuasa di Dunia (Bagian II-Habis)

Rahman Asmardika , Jurnalis-Kamis, 21 Januari 2016 |08:06 WIB
Gembong Narkoba Paling Berkuasa di Dunia (Bagian II-Habis)
Ilustrasi. Gembong narkoba paling berkuasa di dunia. (Foto: New York Legal Defense)
A
A
A

7. Rick “Freeway” Ross

Sedikit berbeda dengan beberapa orang yang masuk dalam daftar ini, Ricky Donnell Ross adalah seorang pengedar obat bius yang sedikit demi sedikit membangun jaringannya hingga menjadi salah satu pengedar terbesar di AS dan disebut-sebut sebagai orang yang bertanggung jawab atas demam kokain yang melanda Negeri Paman Sam pada 1990-an.

Pria kelahiran Texas, 26 januari 1960 tersebut mulai aktif mengedarkan kokain sejak usia 19 tahun. Saat itu dia menjual barangnya dengan harga jauh lebih murah dibandingkan dengan harga pasar yang beredar di Los Angeles, tempat dia menjalani masa SMA-nya. Hanya dalam waktu kurang dari tiga tahun, namanya semakin terkenal dan penjualan kokainnya meningkat tajam.

Pada 1982, Ricky diperkirakan telah berhasil menjual kokain senilai USD3 juta per harinya dan sejak saat itu dia mendapat julukan “Freeway Ricky”.

Lucunya, semua itu dilakukan tanpa sepengetahuan sang ibu. Ia pun berhemat dan berusaha keras menghindari pengeluaran yang berlebihan. Oleh karena itulah, sebagian besar uang hasil penjualan obat bius yang didapat dimanfaatkan untuk membeli properti dan berinvestasi di bisnis lainnya.

“Kami menyembunyikan uang kami dari ibu,” demikian kata Ricky dalam sebuah wawancara dengan Gary Webb pada akhir 1990-an.

Bisnisnya semakin besar dan meluas ke seluruh penjuru AS seperti St. Louis, New Orleans, Texas, Ohio, dan Seattle. Antara 1982 sampai 1989, Ricky diperkirakan telah menjual kokain dengan nilai mencapai USD900 juta.

Meski memiliki jaringan dan orang bayaran di kepolisian, Ricky akhirnya tertangkap setelah dia termakan operasi jebakan dengan membeli 100 kilogram kokain dari agen federal. Ricky Ross dijatuhi hukuman seumur hidup pada 1996, namun, mendapat keringanan dan dibebaskan dengan pengawasan pada 2009.

Setelah dibebaskan ersyarat, Ross ikut ambil bagian dalam beberapa film dokumenter mengenai perang dengan obat bius dan menulis auto-biografi.

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement