“Selama (rezim) British Raj, rumah-rumah bordil didirikan untuk jadi wadah hiburan tentara Inggris. Hal itu membuat tempat-tempat budaya tradisional, perlahan kehilangan nilai-nilai estetiknya dan justru jadi pusat prostitusi,” ungkap seorang jurnalis Pakistan, Zohaib Saleem, disitat DESIblitz.
Sementara pasca-kemerdekaan Pakistan pada 1947, rumah-rumah bordil serta “red-light district” atau lokalisasi peninggalan kolonialisme Inggris, masih bertahan hingga sekarang, baik di kawasan Serey Ghat di Kota Hyderabad, Kota Multan, Rawalpindi, Karachi, Faisalabad dan terutama area Heera Mandi dan di Lahore.
Bicara “pusat” prostitusi di Pakistan, Kota Lahore terbilang yang paling marak, tidak hanya PSK jalanan dan rumah bordil, tapi juga para gadis panggilan, tempat-tempat khusus penari sensual “Mujras”, hingga para PSK laki-laki yang melayani pelanggan penyuka sesama jenis.
Di Lahore, kawasan yang paling ternama soal urusan bisnis birahi, terletak di Heera Mandi atau acap disebut “Pasar Berlian”. Ironisnya, lokalisasi-lokalisasi di Heera Mandi terdapat di beberapa gang yang bersebelahan dengan tempat ibadah ikonik di Lahore, Mashid Badshahi.